Rabu, 06 September 2017

DISKUSI MENELUSURI JEJAK SEJARAH KEBUMEN




Ki Basuki Hendro Prayitno dan Bambang Cahyono, S.Sn, M.Pd. memprakarsai sebuah forum diskusi tentang sejarah Kebumen, Jumat (30/9) bertempat di kediaman Ki Basuki Hendro Prayitno Ambal. Hal tersebut dilakukan karena terdorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam ketika melihat kenyataan bahwa hingga saat ini masih sedikit forum-forum kajian yang mengangkat materi sejarah Kebumen, yang dapat dijadikan referensi bagi masyarakat, khususnya untuk generasi muda. Disamping juga adanya beberapa versi tentang sejarah Kebumen. Pemerintah Daerah Kebumen sendiri mengakui ada tiga versi, seperti yang diutarakan melalui berbagai media publikasinya. Dengan demikian, tidak ada kepastian tentang sejarah Kebumen yang lengkap dan dipaparkan secara seragam kepada anak turun, terutama warga Kebumen. Adanya perbedaan versi sejarah yang berkembang di tengah masyarakat tersebut, dikhawatirkan dapat menimbulkan “jurang pemisah”, sehingga dapat memicu perpecahan kekuatan dan kebersamaan dalam memajukan Kota Kebumen.
Diskusi tersebut selain dihadiri Pekik Sat Siswonirmolo dari DKD Kebumen, juga dihadiri perwakilan dari beberapa elemen masyarakat,Kebumen.
“Adanya perbedaan diantara kita adalah hal biasa, namun mencari titik temu diantara perbedaan kita adalah hal yang luar biasa” Kata Bambang Cahyono, S.Sn, M.Pd, yang juga guru SMP Negeri 2 Ambal, pada saat mengawali acara diskusi. Untuk itu ia  mengajak semua pihak seperti Pemerintah Daerah, DPRD, budayawan, kaum intektual, keluarga besar Trah Arung Binang,  keluarga besar Trah P. Bumidirjo, dan lain-lain untuk dapat duduk bersama menelusuri sejarah Kebumen.
Ki Basuki Hendro Prayitno dalang senior dari Ambal menambahkan, dari diskusi tersebut, apabila memungkinkan nantinya dapat dibuat sebuah buku tentang sejarah Kebumen dengan satu versi, yang dapat diwariskan secara seragam kepada generasi penerus, terutama warga Kebumen.Terwujudnya sebuah buku tersebut nantinya diharapkan, sebagai wujud sumbangan pemikiran, sebagai bahan diskusi bersama dalam rangka mencari kebenaran sejarah Kebumen. Oleh karena itu, buku tersebut tidak bermaksud membenarkan ataupun menyalahkan tulisan-tulisan yang telah ada tentang sejarah Kebumen, namun buku ini mencoba mengetengahkan perbedaan, persamaan dan mengkritisi tulisan-tulisan sejarah Kebumen yang sudah ada.
Dari DKD Kebumen sangat mendukung seandainya dari hasil diskusi tersebut kemudian dicatat sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah buku sejarah tentang Kebumen, yang dapat menjadi sumber kajian bagi berbagai pihak, khususnya generasi muda,  yang ingin mengetahui sejarah Kebumen, sehingga bagi warga masyarakat Kabupaten Kebumen akan memberikan rasa bangga dan memiliki, yang selanjutnya dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada sehingga dapat memajukan pembangunan di segala bidang.
Menurut Putut Ahmad Su”adi S.Hum, peminat sejarah, yang juga guru di SMK Ma’rif 3 Kebumen dan SMA Islam Al Khafi Somalangu, bahwa dari versi sejarah yang ada perlu ada pencermatan kronologi, karena ternyata ada data tanggal yang sama dari peristiwa yang berbeda. Disamping itu Putut berharap, untuk pembahasan sejarah Kebumen harus bisa lepas dari sisi politik dan idiologi, sehingga akan lebih ilmiah. Karena sebenarnya berdasarkan fakta sejarah, tidak ada yang perlu diperdebatkan.  
Hampir senada yang disampaikan oleh Kepala desa Wiromartan Mirit, Widodo Sunu Nugroho, bahwa apabila diamati sejarah Kebumen selalu diwarnai dengan adanya pengkhianatan, meskipun demikian semua itu adalah fakta sejarah yang harus tetap diakui secara obyektif dalam sejarah.
Diakhir diskusi yang berlangsung cukup hangat tersebut disepakati kedepan akan diselenggarakan forum diskusi lanjutan, dengan jumlah peserta yang lebih besar, yang diharapkan dapat semakin menambah wawasan sejarah Kebumen, dengan melibatkan beberapa tokoh masyarakat yang peduli tentang sejarah Kebumen.