Sudah menjadi agenda rutin setiap bulan Sura dalam kalender Jawa,
masyarakat di daerah pesisir selatan Kebumen mangadakan berbagai kegiatan ritual
budaya, tradisi suran. Kegiatan Suran merupakan
ritus tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Suro ( Muharam), merupakan bentuk
ungkapan rasa syukur dan merupakan media untuk memohon keselamatan serta
kesejahteraan kepada Alloh SWT, serta merupakan momentum untuk bermuhasabah
atau mawas diri. Pada umumnya tradisi Suran dilaksanakan oleh masyarakat maupun
juga oleh komunitas kesenian.
Demikian
halnya yang dilaksanakan oleh Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal. Bertempat
di halaman rumah Sanpawiro Rebo, sesepuh dukuh Manis Jangan RT.01 RW.03 Ambal
Resmi Ambal pada Rabu(29/10) pagi, digelar Tasyakuran Suran, Paguyuban Kesenian
Turonggo Resmi Ambal.
Pada tasyakuran yang rutin selalu diselenggarakan setiap
tahun pada bulan Suro oleh paguyuban Turonggo Resmi ini, juga digelar berbagai kesenian
tradisional. Diawali dengan pentas kesenian Campursari, dilanjutkan dengan
peragaan pencak Konto berpasangan oleh pasangan Sanpawiro Rebo, kemudian kesenian
Kuda Kepang yang disebut Kepang Pur Wanita dan Kepang Pur Laki-laki lengkap
dengan barongan. Tasyakuran Suran Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, berlangsung
dari jam 10 pagi hingga malam hari, dihadiri ratusan warga sekitar, juga Kepala
desa dan Perangkat desa Ambal Resmi.
Ketua DKD Kebumen yang
turut hadir pada pagelaran kesenian tersebut, menyatakan bangga, namun juga
terharu, menyaksikan semangat Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, meskipun
dalam keadaan yang serba terbatas baik dalam kostum maupun peralatan gamelan
pengiring, akan tetapi tetap gigih berkesenian. Pada kesempatan itu, DKD
Kebumen meminta maaf pada komunitas kesenian tersebut, karena DKD Kebumen tidak
dapat memberi bantuan apa-apa, mengingat kondisi DKD Kebumen sendiri sampai
saat ini juga masih serba terbatas, disamping DKD belum memiliki tempat sekretariat,
juga belum memiliki dana operasional untuk kegiatan. Untuk itu DKD hanya berdoa
semoga Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal dapat terus lestari dan lebih
berkembang.
Mbah Sanpawiro Rebo sesepuh paguyuban seni Turonggo Resmi
Ambal menyatakan Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal berdiri sejak tahun
1970, beranggotakan 30 orang dengan bentuk kesenian kuda kepang yang oleh
masyarakat sekitar disebut Kepang Pur. Pada saat ini ada Kepang Pur Laki-laki,
Kepang Pur Wanita, dan kesenian pencak silat atau Konto.
Menurut Mbah Sanpawiro Rebo, yang didampingi Sairan pemain Kepang Pur, dan Kadus Robingan
menyatakan, acara Tasyakuran Suran ini sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada
Alloh SWT, mengingat beliau menjadi orang yang dituakan di dukuh Manis Jangan,
masih dipercaya untuk dimintai pertolongan, dan bersama-sama dengan seluruh
anak cucu dan masyarakat sekitar hingga saat ini telah diberi Kesejahteraan, keselamatan
dan kesehatan oleh Alloh SWT.