Kamis, 07 April 2011

Motivasi dan Paradigma Siswa


Motivasi merupakan suatu dorongan kuat yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berbuat, melakukan suatu aktifitas.  Untuk itu sangat penting pada diri seorang siswa memiliki motivasi.
Salah satu yang berkaitan dengan tumbuhnya motivasi pada diri siswa adalah adanya pola pikir, kerangka berpikir  atau paradigma siswa.
Pada saat ini adalah kurang tepat ketika ada siswa sampai merasa bodoh. Karena sebenarnya bukannya bodoh, akan tetapi ketiadaan keinginan untuk mau mengerti, untuk menjadi pandai.
Berikut ini cobalah dicermati beberapa paradigma  keliru yang berkembang selama ini, yang menjadi penyebab siswa mati motivati atau kehilangan motivasi.
Beberapa siswa berfikir  :
a. Buat apa belajar, ketika melihat teman-temannya yang tidak belajarpun juga mendapat nilai    yang baik.
b. Buat apa pandai, ketika teman-temannya yang tidak pandaipun ternyata juga naik kelas, atau lulus sekolah
c. Buat apa sekolah, ketika beberapa orang lulusan sekolah dari jenjang diatasnya juga kesulitan melanjutkan.
d. Buat apa melanjutkan sekolah, ketika melihat beberapa tamatan pada sekolah tertentu tetap saja menganggur, kesulitan mencari pekerjaan,
Ada yang perlu diluruskan dari cara berfikir siswa seperti tersebut diatas. Ketika mereka menganggap tidak perlu belajar, tidak perlu pandai, tidak perlu sekolah dan tidak perlu melanjutkan sekolah. Kemudian mereka memvonis dirinya  sendiri tidak pandai atau tidak akan bisa pada suatu materi pelajaran.
Para siswa perlu diberi pengertian bahwa sebenarnya setiap orang telah dibekali alat untuk berpikir, yaitu otak yang sama. Tidak ada orang pandai dengan tiba-tiba. Untuk pandai harus melalui proses belajar. Untuk belajar harus didukung dengan tekad dan kemauan yang kuat.
Akan tetapi apa yang terjadi pada siswa?
Mereka kurang memiliki tekad yang kuat, dan bahan tidak memiliki kemauan untuk tahu. Tidak peduli pada proses belajar dan keliru memaknai manfaat sekolah.
Apabila orientasi berpikir mereka tentang sekolah hanya sekedar untuk mendapatkan nilai yang baik, untuk naik kelas dan untuk melanjutkan sekolah. Sudah barang tentu pada akhirnya mereka akan kesulitan bersaing dalam bursa tenaga kerja. Karena kompetensi mereka tidak sesuai baik dengan nilai, maupun jenjang sekolahnya.
Dengan demikian orientasi berpikir tentang sekolah pada para siswa haruslan diubah, dan dikembalikan pada hakekat sekolah atau pendidikan yang sebenarnya, yaitu bahwa sekolah sebenarnya merupakan proses untuk menguasai kompetensi tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar